Senin, 06 Juli 2009

laporan resmi prak 7

Analisa :

1. Tugas 1

a. Histogram citra gray scale : grafik yang menggambarkan hubungan antara suatu nilai dan banyaknya nilai itu muncul pada sebuah data

b. Kumulatif histogram citra gray scale : banyaknya kemunculan suatu nilai pada sebuah data

c. Histogram equalisasi citra gray scale : suatu proses perataan histogram, dimana distribusi nilai derajat keabuan pada suatu citra dibuat rata

2. Tugas 2


Citra yang dihasilkan menggunakan metode penambahan contrass menjadi lebih terang dari citra aslinya. Namun citra yang dihasilkan tidak teralu baik (terlalu terang).

3. Tugas 3

Citra yang dihasilkan menggunakan metode penambahan brightness menjadi lebih terang dari citra aslinya. Namun citra yang dihasilkan tidak terlalu baik (kabur)

4. Tugas 4



Hasil dari hequalization ternyata sesuai dengan yang terdapat pada teori yaitu naik secara linier. Hal tersebut dikarenakan Hequalization (perataan histogram) adalah suatu proses dimana histogram diratakan berdasarkan suatu fungsi linier (garis lurus)

5. Tugas 5

Citra yang didapatkan melalui proses perbaikan citra (enhancement) menggunakan histogram equalisasi ternyata memang lebih baik (jelas) dibandingkan dengan citra aslinya.

Kesimpulan :

1. Metode histogram equalisasi (perataan citra) memang baik digunakan untuk proses enhancement. Citra yang dihasilkan menjadi lebih baik (jelas)
2. Histogram equalization dilakukan dengan cara meratakan distribusi nilai derajat keabuan dari suatu citra.

laporan resmi prak 6

Blogger: PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENS-ITS - Buat Entri
Analisa :

1. Latihan 1

a. Transformasi citra negative


Inversi citra adalah proses negatif pada citra, dimana setiap nilai citra dibalik dengan acuan threshold yang diberikan. Gambar yang dihasilkan baru sedikit terlihat ketika slider dimaksimalkan. Untuk citra dengan derajat keabuan 256, proses inversi citra didefinisikan dengan: xn = 255 – x

b. Transformasi citra dengan fungsi LOG



Transformasi menggunakan fungsi LOG akan mempengaruhi contras dari suatu citra, citra yang ditransformasi menggunakan metode ini akan terlihat lebih terang.

c.Transformasi citra dengan fungsi inverse LOG

Transformasi menggunakan fungsi LOG akan mempengaruhi contras dari suatu citra, citra yang ditransformasi menggunakan metode ini akan terlihat lebih gelap.

d.Transformasi citra Nth power


Transformasi citra Nth power menghasilkan citra yang menyerupai grayscale.

e.Transformasi citra Nth root power


Transformasi citra Nth root power menghasilkan citra yang lebih contras menyerupai transformasi menggunakan fungsi LOG

2. Latihan 2


• Negative : Semakin besar input gray level yang diberikan maka semakin kecil nilai output gray level yang dihasilkan. Nilai output yang didapatkan linier.
• LOG : Mula-mula nilai output gray level yang didapatkan mengalami peningkatan yang cukup besar seiring bertambahnya nilai input. Namun saat mencapai nilai input tertentu, peningkatan nilai output menjadi menurun hingga mendekati kondisi steady.
• Inverse LOG : Mula-mula nilai gray level yang didapatkan mengalami peningkatan yang kecil seiring bertambahnya nilai output. Namun saat mencapai nilai input tertentu, nilai output mengalami peningkatan yang cukup besar hingga mendekati kondisi steady
• Nth power : Karakteristiknya hamper sama seperti inverse LOG, namun lebih mendekati linier.
• Nth power root : Karakteristiknya hamper sama seperti LOG, namun lebih mendekati linier

Kesimpulan :

1. Transformasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan inverse (negative), proses logaritmik (LOG dan inverse LOG) , dan power law (Nth power dan Nth power root).
2. Untuk transformasi inverse diperlukan nilai maksimum yang didapatkan dari slider. Untuk transformasi LOG dan inverse LOG diperlukan nilai C yang diinputkan melalui text box. Sedangkan untuk transformasi power law dibutuhkan nilai C dan Y yang diinputkan melalui text box

laporan resmi prak 6

Blogger: PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENS-ITS - Buat Entri
Analisa :

1. Latihan 1

a. Transformasi citra negative


Inversi citra adalah proses negatif pada citra, dimana setiap nilai citra dibalik dengan acuan threshold yang diberikan. Gambar yang dihasilkan baru sedikit terlihat ketika slider dimaksimalkan. Untuk citra dengan derajat keabuan 256, proses inversi citra didefinisikan dengan: xn = 255 – x

b. Transformasi citra dengan fungsi LOG



Transformasi menggunakan fungsi LOG akan mempengaruhi contras dari suatu citra, citra yang ditransformasi menggunakan metode ini akan terlihat lebih terang.

c.Transformasi citra dengan fungsi inverse LOG

Transformasi menggunakan fungsi LOG akan mempengaruhi contras dari suatu citra, citra yang ditransformasi menggunakan metode ini akan terlihat lebih gelap.

d.Transformasi citra Nth power


Transformasi citra Nth power menghasilkan citra yang menyerupai grayscale.

e.Transformasi citra Nth root power


Transformasi citra Nth root power menghasilkan citra yang lebih contras menyerupai transformasi menggunakan fungsi LOG

2. Latihan 2


• Negative : Semakin besar input gray level yang diberikan maka semakin kecil nilai output gray level yang dihasilkan. Nilai output yang didapatkan linier.
• LOG : Mula-mula nilai output gray level yang didapatkan mengalami peningkatan yang cukup besar seiring bertambahnya nilai input. Namun saat mencapai nilai input tertentu, peningkatan nilai output menjadi menurun hingga mendekati kondisi steady.
• Inverse LOG : Mula-mula nilai gray level yang didapatkan mengalami peningkatan yang kecil seiring bertambahnya nilai output. Namun saat mencapai nilai input tertentu, nilai output mengalami peningkatan yang cukup besar hingga mendekati kondisi steady
• Nth power : Karakteristiknya hamper sama seperti inverse LOG, namun lebih mendekati linier.
• Nth power root : Karakteristiknya hamper sama seperti LOG, namun lebih mendekati linier

Kesimpulan :

1. Transformasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan inverse (negative), proses logaritmik (LOG dan inverse LOG) , dan power law (Nth power dan Nth power root).
2. Untuk transformasi inverse diperlukan nilai maksimum yang didapatkan dari slider. Untuk transformasi LOG dan inverse LOG diperlukan nilai C yang diinputkan melalui text box. Sedangkan untuk transformasi power law dibutuhkan nilai C dan Y yang diinputkan melalui text box

laporan resmi prak 5

1. Latihan 1
Source code untuk brightness :
Nilai warna pada setiap pixel akan diambil rata-rata red, green dan bluenya kemudian nilai rata-rata itu akan ditambahkan dengan nilai brightness yang didapat dari textbox, nilai warna akan dibatasi dari 0 sampai dengan 255,kemudian semua titik akan diberikan nilai warna baru tersebut 2. Latihan 2 Source code untuk contrass :
Sama dengan proses brightness pada gambar RGB tetapi nilai k tidak ditambahkan dengan rata-rata nilai red, green bluenya melainkan dikalikan

3. Latihan 3Source code untuk autolevel :

Auto level akan mengatur brightness dan contrass gambar secara otomatis, dengan cara mencari nilai terbesar dan terkecil rata-rata red green blue tiap-tiap pixel, setelah itu akan dicari jarak antara nilai terkcil dan terbesar yang akan dijadikan sebagai nilai untuk memperbaiki citra, dalam hal ini citra akan diubah ke format grayscale

Kesimpulan :

1. Brightness adalah proses penambahan kecerahan dari nilai derajat keabuan. Proses brightness ini dilakukan dengan menambahkan nilai derajat keabuan dengan suatu nilai penambah.
2. Mengubah kontras dari suatu citra adalah proses pengaturan nilai range interval pada setiap nilai derajat keabuan

laporan resmi prak 5

1. Latihan 1
Source code untuk brightness :
Nilai warna pada setiap pixel akan diambil rata-rata red, green dan bluenya kemudian nilai rata-rata itu akan ditambahkan dengan nilai brightness yang didapat dari textbox, nilai warna akan dibatasi dari 0 sampai dengan 255,kemudian semua titik akan diberikan nilai warna baru tersebut 2. Latihan 2 Source code untuk contrass :
Sama dengan proses brightness pada gambar RGB tetapi nilai k tidak ditambahkan dengan rata-rata nilai red, green bluenya melainkan dikalikan

3. Latihan 3Source code untuk autolevel :

Auto level akan mengatur brightness dan contrass gambar secara otomatis, dengan cara mencari nilai terbesar dan terkecil rata-rata red green blue tiap-tiap pixel, setelah itu akan dicari jarak antara nilai terkcil dan terbesar yang akan dijadikan sebagai nilai untuk memperbaiki citra, dalam hal ini citra akan diubah ke format grayscale

Kesimpulan :

1. Brightness adalah proses penambahan kecerahan dari nilai derajat keabuan. Proses brightness ini dilakukan dengan menambahkan nilai derajat keabuan dengan suatu nilai penambah.
2. Mengubah kontras dari suatu citra adalah proses pengaturan nilai range interval pada setiap nilai derajat keabuan

laporan resmi prak 4

Analisa :

1. Latihan 1
- Pada pengubahan sebuah gambar menjadi grayscale dapat dilakukan dengan cara mengambil semua pixel pada gambar kemudian warna tiap pixel akan diambil informasi mengenai 3 warna dasar yaitu merah, biru dan hijau (melalui fungsi warnatoRGB), ketiga warna dasar ini akan dijumlahkan kemudian dibagi tiga sehingga didapat nilai rata-rata. Nilai rata-rata inilah yang akan dipakai untuk memberikan warna pada pixel gambar sehingga warna menjadi grayscale, tiga warna dasar dari sebuah pixel akan diset menjadi nilai rata-rata (melalui fungsi RGBtowarna)
- Proses dari rumus keduanya hampir sama, bedanya pada rumus pertama warna pada setiap pixel yang telah dirata-rata akan dikalikan dengan nilai derajat keabuan (th), sehingga terjadi pengelompokan warna menjadi beberapa kelompok sesuai dengan nilai kuantisasinya.

2. Latihan 2
a. Untuk rumus x = 0.2r + 0.2g + 0.5b


b. Untuk rumus x = 0.5r + 0.5g + 0b

c. Untuk rumus x = 0.5r + 0g + 0.5b

Gambar yang paling terang diperoleh pada saat menggunakan rumus ke-2 (x = 0.5r + 0.5g + 0b). Sedangkan gambar paling tidak terang diperoleh saat menggunakan rumus ke-1 (x = 0.2r + 0.2g + 0.5b).

3. Latihan 3
- Thresholding digunakan untuk mengatur jumlah derajat keabuan yang ada pada citra. Dengan menggunakan thresholding maka derajat keabuan bisa diubah sesuai keinginan, misalkan diinginkan menggunakan derajat keabuan 16, maka tinggal membagi nilai derajat keabuan dengan 16. Proses thresholding ini pada dasarnya adalah proses pengubahan kuantisasi pada citra, sehingga untuk melakukan thresholding dengan derajat keabuan dapat digunakan rumus:

dimana :
w adalah nilai derajat keabuan sebelum thresholding
x adalah nilai derajat keabuan setelah thresholding

- Hubungan thresholding dengan kuantisasi citra yaitu kuantisasi citra dapat diperoleh berdasarkan derajat keabuan yang dimasukkan dalam rumus thresholding.

4. Latihan 4
Gambar dengan thresholding 2
Gambar hasil konversi citra ke citra biner

Ternyata gambar yang dihasilkan dengan nilai thresholding 2 dan gambar hasil konversi citra ke citra biner tidak sama. Untuk gambar yang pertama digunakan metode thresholding dengan nilai derajad keabuan sebesar 2.

Kesimpulan :

1. Pada proses thresholding, kuantisasi citra yang bervariasi dapat diperoleh dengan mengubah nilai derajat keabuan pada rumus thresholding.
2. Proses kuantisasi hampir sama dengan grayscale, bedanya warna pada setiap pixel yang telah dirata-rata akan dikalikan dengan nilai derajat keabuan (th), sehingga terjadi pengelompokan warna mejadi beberapa kelompok sesuai dengan nilai kuantisasinya

image retrieval

Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengambilan kembali suatu image atau image retrieval
a. context-based adalah pengambilan data dengan merujuk pada kandungan semantik berkaitan dengan image, biasanya berhubungan dengan deskripsi image misalnya keyword dari image.
b. content-based adalah pengambilan data dengan merujuk pada fitur image seperti warna, tekstur, bentuk, atau kombinasi atau yang biasa desebut dengan Content Based Image Retrieval (CBIR).
Pada perkembangannya teknik context based menjadi tidak praktis dikarenakan adanya ukuran basis data yang besar dan penilaian subjektif dalam mengartikan image dengan text. Untuk menghindari teknik ini, maka digunakan pendekatan lain dalam image retrieval yaitu content based.CBIR adalah salah satu metodologi untuk pemanggilan kembali data image berdasarkan content sebuah image. Teknik CBIR yang banyak digunakan adalah teknik warna, teknik tekstur, dan teknik bentuk. Pada sistem CBIR, content visual dari image akan diekstraksi dan diuraikan menggunakan metode pengekstrakan ciri. Untuk mendapatkan kembali image, user menginputkan query image. Kemudian sistem akan mengekstrak image tersebut sehingga menghasilkan fitur ciri image. Fitur ciri image query dan image dalam database akan dicari similaritynya. Image yang memiliki nilai similarity yang paling tinggi akan muncul diurutan teratas. Gambar dibawah ini memperlihatkan bentuk umum sistem CBIR. Pada image tersebut terdapat dua jalur utama yaitu query dan database. Pada kedua lajur tersebut terdapat visual content description yang akan digunakan untuk proses similarity comparison, indexing dan retrieval.

tugas 7 image retrieval

Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengambilan kembali suatu image atau image retrieval
a. context-based adalah pengambilan data dengan merujuk pada kandungan semantik berkaitan dengan image, biasanya berhubungan dengan deskripsi image misalnya keyword dari image.
b. content-based adalah pengambilan data dengan merujuk pada fitur image seperti warna, tekstur, bentuk, atau kombinasi atau yang biasa desebut dengan Content Based Image Retrieval (CBIR).
Pada perkembangannya teknik context based menjadi tidak praktis dikarenakan adanya ukuran basis data yang besar dan penilaian subjektif dalam mengartikan image dengan text. Untuk menghindari teknik ini, maka digunakan pendekatan lain dalam image retrieval yaitu content based.CBIR adalah salah satu metodologi untuk pemanggilan kembali data image berdasarkan content sebuah image. Teknik CBIR yang banyak digunakan adalah teknik warna, teknik tekstur, dan teknik bentuk. Pada sistem CBIR, content visual dari image akan diekstraksi dan diuraikan menggunakan metode pengekstrakan ciri. Untuk mendapatkan kembali image, user menginputkan query image. Kemudian sistem akan mengekstrak image tersebut sehingga menghasilkan fitur ciri image. Fitur ciri image query dan image dalam database akan dicari similaritynya. Image yang memiliki nilai similarity yang paling tinggi akan muncul diurutan teratas. Gambar dibawah ini memperlihatkan bentuk umum sistem CBIR. Pada image tersebut terdapat dua jalur utama yaitu query dan database. Pada kedua lajur tersebut terdapat visual content description yang akan digunakan untuk proses similarity comparison, indexing dan retrieval.

pengenalan angka dan huruf





Aplikasi pengenalan angka dan huruf menggunakan Jaringan Syaraf Buatan (JSB)

Secara umum dan sederhana, citra dapatdidefinisikan sebagai representasi visual dari suatu objek. Lebih jauh citra juga dapat diartikan sebagai gambaran yang representatif mengenai suatu objek sedemikian sehingga citra tersebut dapat memberikan kesan yang mendalam mengenai objek yang dimaksud. Jika ingin mendefinisikannya lebih bebas lagi, citra dapat didefinisikan sebagai bentuk visual yang dapat diterima secara baik oleh indera penglihatan, apapun bentuknya. Dalam bidang komputer, citra atau disebut juga image merupakan representasi visual dari suatu objek setelah mengalami berbagai transformasi data dari berbagai bentuk rangkaian numerik.

Untuk mendapatkan data yang akurat dan konsisten dari setiap sampel, digunakan suatu metode sederhana yaitu dengan cara menghitung jumlah pixel aktif yang terdapat pada bagian-bagian dari sampel. Adapun algoritma umum dari pengekstrakan data numerik dari setiap sampel adalah sebagai berikut :
1. Setiap sampel yang diamati, dibagi menjadi beberapa area, misalnya 4 kolom dan 5 baris,sehingga akan terdapat 20 area pengamatan; 2. jumlah pixel yang aktif dari setiap area yang ada dihitung secara akurat;
3. dihasilkan sejumlah 20 data numerik dengan atribut kolom dan baris yang diharapkan dapat mewakili data ciri dari sampel yang diamati. Setelah melalui tahapan normalisasi, data-data numerik tadi akan menjadi data input pada JSB. Dengan demikian jumlah area yang ada pada setiap sampel akan bersesuaian dengan jumlah neuron input JSB yang akan digunakan. Agar dapat dihasilkan kumpulan data yang seragam, maka setiap sampel yang akan diamati haruslah memiliki jumlah area pembagian
yang sama.

TUGAS 7

Deteksi Warna Kulit


Satu fungsi image adalah satu penyajian matematis dari satu image, antara lain: f ( x) = f ( x,y ) intensitas cahaya atau daya pada posisi x. Satu dapat tulis: f ( x) = i( x). r ( x) dengan i (x ) iluminasi dan r (x ) pemantulan. Keduanya adalah terbatas: MEMASUKI<= i( x) <= dan memasuki<= r ( x) <= 1, sesuai dengan total pemantulan batas serapan dan penjumlahan. Pentingnya r (x ) dalam hal ini, tapi dengan cahaya struktur dan bentuk dari menaungi i(x ) permainan satu peran penting. Dengan tampilan hitam dan putih , f ( x) adalah satu nilai skalar; di image spektral multi f (x ) adalah satu nilai vektor. Image yang punya f 3 dimensi: f ( x) = { fred (x ), fgreen (x ), fblue (x )}. Pencitraan image diambil dari satelit atau pesawat udara, menghasilkan satu image yang mana dapat bisa berada pada dimensi 30 sampai dimensi 256 . Untuk 3 - D menggambar satu x= penggunaan {x,y,x }, dan untuk satu gugus berkala image: f ( x,t ).

Satu model pendigitan dideskripsikan pada koordinat digtal ruang dan waktu, memanggil sampling, dan nilai intensitas tersebut, disebut dengan kuantisasi. Kamera CCD dan scanner sering mempergunakan persegi untuk melakukan sampling; pancaran pemasukan kemudian adalah terintegrasi berlalu area atau bagian dari ini. Untuk menggambar image yang mana harus diperlihatkan pada televisi, segiempat memiliki sisi dengan rasio 4:3 ( rasio aspek) atau 16:9 untuk layar lebar paling baru standar TV. Format lain digunakan juga pada kamera CCD percobaan seperti titik bersudut enam. Ini mempunyai keuntungan pada satu titik yang punya memiliki jenis sesuatu dari titik berdekatan.

Ketika memilih satu sistem kamera lensa zoom, pastikan bahwa resolusinya cukup tinggi jadi saat itu resolusi paling kecil punya satu luas permukan dari paling tidak pada suatu titik tertentu. Banyaknya pixel yang diperlukan tergantung pada kebutuhan yang diukur dan dengan akurasi yang dihitung. Lebih tinggi daya pisah, makin banyak tempat yang diperlukan untuk penyimpanan ini. Waktu kalkulasi untuk algoritma juga bertambah, misal seperti n.ln (n ), n2 atau n3, n menjadi beberapa titik.

Itulah sebabnya mengapa daya pisah piramida dipergunakan: antara lain dari satu 512*512 memperoleh image, kita hitung pertama 256*256, 128*128, 64*64, dsb. image. Menemukan objek dapat terjadi pada 64*64 gambar. Menentukan permukaan dari satu objek kemudian lebih tepat pada 512*512 gambar. Tentu, waktu yang ada harus dibebani siap sedia dibutuhkan ke bangun piramida seperti halnya ingatan ekstra memerlukan simpan image. Bagaimanapun, sejumlah titik pada image ekstra tidak akan pernah lebih dari sejumlah titik pada image asli (melihat bab 7.1.1). Sejumlah bytes memerlukan untuk menyimpan data intermediate, seperti itu tepi dari objek, dapat kurang

Kamis, 02 Juli 2009

Tugas 5

Program di bawah ini merupakan program utama dari program untuk pengenalan angka dari 0 - 9 :

//Konversi dari data pixel ke RGB dan dari data RGB ke data Pixel:
void WarnaToRGB(long int warna,int *Red, int *Green, int *Blue)
{
*Red = warna & 0x000000FF;
*Green = (warna & 0x0000FF00) >> 8;
*Blue = (warna & 0x00FF0000) >> 16;
}
long int RGBToWarna(int Red, int Green, int Blue){return(Red+(Green<<8)+(Blue<<16));
}

//Program untuk melakukan load angka (*.bmp).
void CAngkaDlg::OnLoad1()
{static char BASED_CODE szFilter[]="Bitmap Files (*.bmp)|*.bmp||";
CFileDialog m_ldFile(TRUE,"*.bmp",name, OFN_HIDEREADONLY|OFN_OVERWRITEPROMPT,szFilter);
if(m_ldFile.DoModal()==IDOK) { name=m_ldFile.GetPathName();
}
CDC* pDC = m_pic1.GetDC(); CDC dcMem;
CRect rect; BITMAP bm;
HBITMAP hBitmap=(HBITMAP)::LoadImage(AfxGetInstanceHandle(),name,IMAGE_BITMAP,0,0,LR_LOADFROMFILE|LR_CREATEDIBSECTION);
if(hBitmap) {
if(m_bmpBitmap.DeleteObject()) m_bmpBitmap.Detach(); m_bmpBitmap.Attach(hBitmap);
}
m_pic1.GetClientRect(rect); m_bmpBitmap.GetBitmap(&bm);
dcMem.CreateCompatibleDC(pDC); dcMem.SelectObject(&m_bmpBitmap);
pDC->StretchBlt(0,0,rect.Width(),rect.Height(),&dcMem,0,0, bm.bmWidth,bm.bmHeight,SRCCOPY);
}

//Program untuk menampilkan proyeksi integral horizontal dari angka .
void CAngkaDlg::OnHip1() {
int i,j; int red,green,blue; long int warna;
CDC* pDC = m_pic1.GetDC(); CDC dcMem; CRect rect; BITMAP bm;
HBITMAP hBitmap=(HBITMAP)::LoadImage(AfxGetInstanceHandle(),name,IMAGE_BITMAP,0,0,LR_LOADFROMFILE|LR_CREATEDIBSECTION);
m_pic1.GetClientRect(rect); m_bmpBitmap.GetBimap(&bm);
dcMem.CreateCompatibleDC(pDC); dcMem.SelectObject(&m_bmpBitmap);
for(j=0;j<,bm.bmWidth;j++){
hx1[j]=0;
for(i=0;i<,bm.bmHeight;i++)
{
warna=dcMem.GetPixel(j,i);
WarnaToRGB(warna,&red,&green,&blue);
hx1[j]+=(float)(255-red)/255;}
hx1[j]=hx1[j]/2;
}
CDC* pDC1 = m_pic3.GetDC();
for(i=1;iMoveTo(i*0.75,0);
pDC1->LineTo(i*0.75,hx1[i]); }
pDC->StretchBlt(0,0,rect.Width(),rect.Height(),&dcMem,0,0, bm.bmWidth,bm.bmHeight,SRCCOPY);
}

//Program untuk menampilkan proyeksi integral vertikal dari angka.
void CAngkaDlg::OnVip1() {
int i,j; int warna,red,green,blue; CDC* pDC = m_pic1.GetDC();
CDC dcMem1; CRect rect; BITMAP bm;
HBITMAP hBitmap=(HBITMAP)::LoadImage(AfxGetInstanceHandle(),name,IMAGE_BITMAP,0,0,LR_LOADFROMFILE|LR_CREATEDIBSECTION);
if(hBitmap) {
if(m_bmpBitmap.DeleteObject()) m_bmpBitmap.Detach();
m_bmpBitmap.Attach(hBitmap); }
m_pic1.GetClientRect(rect); m_bmpBitmap.GetBitmap(&bm);
dcMem1.CreateCompatibleDC(pDC); dcMem1.SelectObject(&m_bmpBitmap);
for(j=0;j<,bm.bmHeight;j++) {
hy1[j]=0;
for(i=0;i<,bm.bmWidth;i++) {
warna=dcMem1.GetPixel(j,i);
warnaToRGB(warna,&red,&green,&blue);
hy1[j]+=(float)(255-red)/255; }
hy1[j]=hy1[j]/2;
}
CDC*pDC1= m_pic2.GetDC(); for(i=0;i
pDC1->MoveTo(0,0.75*i); pDC1->LineTo(hy1[i],0.75*i);
}}

Senin, 22 Juni 2009

Analisa Praktikum 1

ANALISA

Setelah menyelesaikan praktikum pertama, dapat dianalisa bahwa untuk mengerjakan praktikum tersebut pertama-tama kita membuat suatu projek baru yaitu berupa Multiple document, bukan Dialog based seperti pada percobaan sebelumnya. Projek tersebut diberi nama Test. Kemudian kita membuat menu-menu yang dibutuhkan berikut submenunya. Menu yang saya buat hanya dua yaitu Menu dan Bantuan. Untuk Menu ada empat submenu yang saya buat yaitu ‘Satu’, ‘Dua’, ‘Tiga’, ’Empat’, dan ‘Lima’. Sedangkan untuk ‘Bantuan’ hanya ada satu submenu yaitu Tentang Test. Listing programnya adalah :

void CTestView::OnSatu()

{

// TODO: Add your command handler code here

MessageBox("Selamat Belajar Pengolahan Citra");

}

void CTestView::OnDua()

{

// TODO: Add your command handler code here

CDC* pDC = GetDC();

pDC->TextOut(10,10,"Ini adalah Teks");

}

void CTestView::OnTiga()

{

// TODO: Add your command handler code here

CDC* pDC = GetDC();

pDC->MoveTo(50,20);

pDC->LineTo(50,200);

pDC->TextOut(30,5,"y");

pDC->MoveTo(50,200);

pDC->LineTo(250,200);

pDC->TextOut(260,200,"x");

}

void CTestView::OnEmpat()

{

// TODO: Add your command handler code here

}

void CTestView::OnLima()

{

// TODO: Add your command handler code here

}

Pada latihan no. 1, kita diminta untuk membuat suatu program untuk menampilkan messagebox dengan tulisan ‘Selamat Belajar Pengolahan Citra’ apabila salah satu submenu dipilih. Untuk menampilkan messagebox tersebut, menu yang dipilih adalah ‘Menu’ sedangkan submenu yang dipilih adalah ‘Satu

Pada latihan no. 2, kita diminta untuk membuat program yang bisa menampilkan tulisan ‘Ini adalah teks’ apabila salah satu submenu dipilih. Untuk menampilkan tulisan tersebut, menu yang dipilih adalah ‘Menu’, sedangkan submenu yang dipilih adalah ‘Dua’


Pada latihan no. 3, kita diminta untuk membuat program yang bisa menampilkan sumbu x dan y apabila salah satu submenu dipilih. Untuk menampilkan tulisan tersebut, menu yang dipilih adalah ‘Menu’, sedangkan submenu yang dipilih adalah ‘Tiga’

KESIMPULAN

*

MFC dapat digunakan untuk membuat program yang bisa menampilkan dan memroses suatu gambar.
*

Untuk membuat program yang menghasilkan tampilan seperti pada percobaan awal, jenis projek yang dipilih yaitu ‘Dialog based’. Sedangkan untuk membuat program yang menghasilkan tampilan seperti pada latihan, jenis projek yang dipilih yaitu ‘Multiple document’.

Tugas 4

program:
void CMbohDlg::OnButton1()
{ int i,j,red,green,blue,gray; long int warna,warnagray;
CDC* pDC = m_pic1.GetDC(); CDC dcMem1; CRect rect; BITMAP bm;
HBITMAP hBitmap=(HBITMAP)::LoadImage(AfxGetInstanceHandle(),"a.bmp",IMAGE_BITMAP, 0, 0, LR_LOADFROMFILE|LR_CREATEDIBSECTION);
if(hBitmap)
{ if(m_bmpBitmap.DeleteObject()) m_bmpBitmap.Detach(); m_bmpBitmap.Attach(hBitmap);
}
m_pic1.GetClientRect(rect); m_bmpBitmap.GetBitmap(&bm);
dcMem1.CreateCompatibleDC(pDC); dcMem1.SelectObject(&m_bmpBitmap);
for(i=0;iStretchBlt(0,0,rect.Width(),rect.Height(),&dcMem1,0,0,bm.bmWidth,bm.bmHeight,SRCCOPY);
}

void CMbohDlg::OnButton2()
{ int i,j,red,green,blue,th; long int warna,wgray,xgray; CDC* pDC = m_pic2.GetDC(); CDC dcMem1;
CRect rect; BITMAP bm;
HBITMAP hBitmap=(HBITMAP)::LoadImage(AfxGetInstanceHandle(),"a.bmp",IMAGE_BITMAP, 0, 0, LR_LOADFROMFILE|LR_CREATEDIBSECTION);
if(hBitmap)
{
if(m_bmpBitmap.DeleteObject()) m_bmpBitmap.Detach(); m_bmpBitmap.Attach(hBitmap);
}
m_pic2.GetClientRect(rect); m_bmpBitmap.GetBitmap(&bm);
dcMem1.CreateCompatibleDC(pDC); dcMem1.SelectObject(&m_bmpBitmap);
th= int (256/16);
for(i=0;iStretchBlt(0,0,rect.Width(),rect.Height(),&dcMem1,0,0,bm.bmWidth,bm.bmHeight,SRCCOPY);
}

//fungsi menggubah warna ke rgb
void WarnaToRGB(long int warna,int *Red, int *Green, int *Blue)
{ *Red = warna & 0x000000FF; *Green = (warna & 0x0000FF00) >> 8;
*Blue = (warna & 0x00FF0000) >> 16; }

//fungsi mengubah rgb ke warna
long int RGBToWarna(int Red, int Green, int Blue)
{ return(Red+(Green<<8)+(blue<<16));}>

Senin, 2009 Mei 25

jawaban Tugas 1

Void CTgs1View::OnTestOpenfile( )
{
// TODO: Add your command handler code here
static char BASED_CODE szFilter]="Bitmap Files (*.bmp)|*.bmp||";
CFileDialog m_ldFile(TRUE, "*.bmp", name, OFN_HIDEREADONLY|OFN_OVERWRITEPROMPT, szFilter);
if(m_ldFile.DoModal()==IDOK)
{
name=m_ldFile.GetPathName();
LoadGambar();
}}
// merubah data pixel ke RGB
void WarnaToRGB(long int warna,int *Red, int *Green, int *Blue)
{
*Red = warna & 0x000000FF;
*Green = (warna & 0x0000FF00) >> 8;
*Blue = (warna & 0x00FF0000) >> 16;
}
//merubah RGB ke data pixel
long int RGBToWarna(int Red, int Green, int Blue)
{
return(Red+(Green<<8)+(blue<<16));>
}

// Menampilkan gambar hasil dari open file
void CEdgeRobertView::LoadGambar(void)
{
CDC* pDC = GetDC();
CDC dcMem;
int i,j,r,g,b,s;
long int w;
HBITMAP hBitmap=(HBITMAP)::LoadImage(AfxGetInstanceHandle(), name,
IMAGE_BITMAP, 0, 0, LR_LOADFROMFILE|LR_CREATEDIBSECTION);
if(hBitmap)
{
if(m_bmpBitmap.DeleteObject())
m_bmpBitmap.Detach();
m_bmpBitmap.Attach(hBitmap);
}
dcMem.CreateCompatibleDC(pDC);
dcMem.SelectObject(&m_bmpBitmap);

// Proses RGB to GRAY-SCALE
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++)>
w=dcMem.GetPixel(j,i);
WarnaToRGB(w,&r,&g,&b);
s=int((r+g+b)/3);
w=RGBToWarna(s,s,s);
dcMem.SetPixel(j,i,w);
}
pDC->BitBlt(0,0,250,250,&dcMem,0,0,SRCCOPY);
}

void CEdgeRobertView::OnTestEdgerobert()
{
// TODO: Add your command handler code here
CDC* pDC = GetDC();
CDC dcMem;
int i,j,r,g,b;
int resultr,resultg,resultb;
long int w,mat[1][2];
int h[1][2],hr,hg,hb;
dcMem.CreateCompatibleDC(pDC);
dcMem.SelectObject(&m_bmpBitmap);
// Proses Konvolusi
int nh=2; // Menyatakan ukuran filter
// Penentuan kernel filter
h[0][0]=-1; h[0][1]=1;
int u=0;//Menyatakan ukuran filter orizontal
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++){>
mat[0][0]=dcMem.GetPixel(j,i);
mat[0][1]=dcMem.GetPixel(j,i+1);
hr=0;hg=0;hb=0;
//Menyatakan ukuran filter vertikal
f0r(int v=0;v<2;v++){>
WarnaToRGB(mat[u][v],&r,&g,&b);
hr+=r*h[u][v];
hg+=g*h[u][v];
hb+=b*h[u][v];
}
resultr=hr;
resultg=hg;
resultb=hb;
if(resultr>255)resultr=255;
if(resultg>255)resultg=255;
if(resultb>255)resultb=255;
w=RGBToWarna(resultr,resultg,resultb);
dcMem.SetPixel(j,i,w);

void CTgs1View::OnTestEdgeprewitt()
{
// TODO: Add your command handler code here
CDC* pDC = GetDC();
CDC dcMem;
int i,j,r,g,b,u,v;
int resultr,resultg,resultb;
long int mat[3][3],temp[250][250];
int hy[3][3],hx[3][3],hrx,hgx,hbx,hry,hgy,hby;
dcMem.CreateCompatibleDC(pDC);
dcMem.SelectObject(&m_bmpBitmap);
// Proses Konvolusi
int nh=3; // Menyatakan ukuran filter
// Penentuan kernel filter hy
hy[0][0]=-1; hy[0][1]=0; hy[0][2]=1;
hy[1][0]=-1; hy[1][1]=0; hy[1][2]=1;
hy[2][0]=-1; hy[2][1]=0; hy[2][2]=1;
// Penentuan kernel filter hx
hx[0][0]=-1; hx[0][1]=-1; hx[0][2]=-1;
hx[1][0]=0; hx[1][1]=0; hx[1][2]=0;
hx[2][0]=1; hx[2][1]=1; hx[2][2]=1;
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++){>
mat[0][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i-1);
mat[0][1]=dcMem.GetPixel(j,i-1);
mat[0][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i-1);
mat[1][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i);
mat[1][1]=dcMem.GetPixel(j,i);
mat[1][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i);
mat[2][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i+1);
mat[2][1]=dcMem.GetPixel(j,i+1);
mat[2][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i+1);
hrx=0;hgx=0;hbx=0;
hry=0;hgy=0;hby=0;
f0r(u=0;u
f0r(v=0;v
WarnaToRGB(mat[u][v],&r,&g,&b);
hrx+= r*hx[u][v];
hgx+= g*hx[u][v];
hbx+= b*hx[u][v];
hry+= r*hy[u][v];
hgy+= g*hy[u][v];
hby+= b*hy[u][v];
}
resultr=abs(hrx)+abs(hry);
resultg=abs(hgx)+abs(hgy);
resultb=abs(hbx)+abs(hby);
if(resultr>255)resultr=255;
if(resultg>255)resultg=255;
if(resultb>255)resultb=255;
temp[j][i]=RGBToWarna(resultr,resultg,resultb);
}
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++)>
dcMem.SetPixel(j,i,temp[j][i]);
pDC->BitBlt(250,0,500,250,&dcMem,0,0,SRCCOPY);
}

void CTgs1View::OnTestEdgesobel ()
{
// TODO: Add your command handler code here
CDC* pDC = GetDC();
CDC dcMem;
int i,j,r,g,b,u,v;
int resultr,resultg,resultb;
long int mat[3][3],temp[150][150];
int hy[3][3],hx[3][3],hrx,hgx,hbx,hry,hgy,hby;
dcMem.CreateCompatibleDC(pDC);
dcMem.SelectObject(&m_bmpBitmap);
// Proses Konvolusi
int nh=3; // Menyatakan ukuran filter
// Penentuan kernel filter hy
hy[0][0]=-1; hy[0][1]=0; hy[0][2]=1;
hy[1][0]=-2; hy[1][1]=0; hy[1][2]=2;
hy[2][0]=-1; hy[2][1]=0; hy[2][2]=1;
// Penentuan kernel filter hx
hx[0][0]=-1; hx[0][1]=-2; hx[0][2]=-1;
hx[1][0]=0; hx[1][1]=0; hx[1][2]=0;
hx[2][0]=1; hx[2][1]=2; hx[2][2]=1;
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++){>
mat[0][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i-1);
mat[0][1]=dcMem.GetPixel(j,i-1);
mat[0][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i-1);
mat[1][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i);
mat[1][1]=dcMem.GetPixel(j,i);
mat[1][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i);
mat[2][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i+1);
mat[2][1]=dcMem.GetPixel(j,i+1);
mat[2][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i+1);
hrx=0;hgx=0;hbx=0;
hry=0;hgy=0;hby=0;
f0r(u=0;u
f0r(v=0;v
WarnaToRGB(mat[u][v],&r,&g,&b);
hrx+= r*hx[u][v];
hgx+= g*hx[u][v];
hbx+= b*hx[u][v];
hry+= r*hy[u][v];
hgy+= g*hy[u][v];
hby+= b*hy[u][v];
}
resultr=abs(hrx)+abs(hry);
resultg=abs(hgx)+abs(hgy);
resultb=abs(hbx)+abs(hby);
if(resultr>255)resultr=255;
if(resultg>255)resultg=255;
if(resultb>255)resultb=255;
temp[j][i]=RGBToWarna(resultr,resultg,resultb);
}
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++)>
dcMem.SetPixel(j,i,temp[j][i]);
pDC->BitBlt(250,0,500,250,&dcMem,0,0,SRCCOPY);
}

Tugas2

Tombol 1 Untuk me-Load Gambar

void CPrak11_1Dlg::OnButton1()

{

// TODO: Add your control notification handler code here

static char BASED_CODE szFilter[]="Bitmap Files

(*.bmp)|*.bmp||";


CFileDialog m_ldFile(TRUE, "*.bmp", name,

OFN_HIDEREADONLY|OFN_OVERWRITEPROMPT, szFilter);

if(m_ldFile.DoModal()==IDOK)

{

name=m_ldFile.GetPathName();

}


CDC* pDC = m_pic1.GetDC();// mengarah kontrol picture

CDC dcMem; //mengarahkan obyek yg sdh dipilih pd bitmap

CRect rect;//kotak di picture

BITMAP bm;//mendefinisikan fungsi2 yg ada d bitmap

HBITMAP

hBitmap=(HBITMAP)::LoadImage(AfxGetInstanceHandle(),

name ,IMAGE_BITMAP, 0, 0,

LR_LOADFROMFILE|LR_CREATEDIBSECTION);

if(hBitmap)

{

if(m_bmpBitmap.DeleteObject())

m_bmpBitmap.Detach();

m_bmpBitmap.Attach(hBitmap);

}

m_pic1.GetClientRect(rect);//

m_bmpBitmap.GetBitmap(&bm);//

dcMem.CreateCompatibleDC(pDC);

//pDC->MoveTo(10,190);

//pDC->LineTo(300,190);

dcMem.SelectObject(&m_bmpBitmap);

pDC->StretchBlt(0,0,rect.Width(),rect.Height(),&dcMem,

0,0,bm.bmWidth,bm.bmHeight,SRCCOPY);

}


Jumat, 29 Mei 2009

JAWABAN TUGAS 1

Void CTgs1View::OnTestOpenfile( )
{
// TODO: Add your command handler code here
static char BASED_CODE szFilter]="Bitmap Files (*.bmp)|*.bmp||";
CFileDialog m_ldFile(TRUE, "*.bmp", name, OFN_HIDEREADONLY|OFN_OVERWRITEPROMPT, szFilter);
if(m_ldFile.DoModal()==IDOK)
{
name=m_ldFile.GetPathName();
LoadGambar();
}}
// merubah data pixel ke RGB
void WarnaToRGB(long int warna,int *Red, int *Green, int *Blue)
{
*Red = warna & 0x000000FF;
*Green = (warna & 0x0000FF00) >> 8;
*Blue = (warna & 0x00FF0000) >> 16;
}
//merubah RGB ke data pixel
long int RGBToWarna(int Red, int Green, int Blue)
{
return(Red+(Green<<8)+(blue<<16));>
}

// Menampilkan gambar hasil dari open file
void CEdgeRobertView::LoadGambar(void)
{
CDC* pDC = GetDC();
CDC dcMem;
int i,j,r,g,b,s;
long int w;
HBITMAP hBitmap=(HBITMAP)::LoadImage(AfxGetInstanceHandle(), name,
IMAGE_BITMAP, 0, 0, LR_LOADFROMFILE|LR_CREATEDIBSECTION);
if(hBitmap)
{
if(m_bmpBitmap.DeleteObject())
m_bmpBitmap.Detach();
m_bmpBitmap.Attach(hBitmap);
}
dcMem.CreateCompatibleDC(pDC);
dcMem.SelectObject(&m_bmpBitmap);

// Proses RGB to GRAY-SCALE
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++)>
w=dcMem.GetPixel(j,i);
WarnaToRGB(w,&r,&g,&b);
s=int((r+g+b)/3);
w=RGBToWarna(s,s,s);
dcMem.SetPixel(j,i,w);
}
pDC->BitBlt(0,0,250,250,&dcMem,0,0,SRCCOPY);
}

void CEdgeRobertView::OnTestEdgerobert()
{
// TODO: Add your command handler code here
CDC* pDC = GetDC();
CDC dcMem;
int i,j,r,g,b;
int resultr,resultg,resultb;
long int w,mat[1][2];
int h[1][2],hr,hg,hb;
dcMem.CreateCompatibleDC(pDC);
dcMem.SelectObject(&m_bmpBitmap);
// Proses Konvolusi
int nh=2; // Menyatakan ukuran filter
// Penentuan kernel filter
h[0][0]=-1; h[0][1]=1;
int u=0;//Menyatakan ukuran filter orizontal
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++){>
mat[0][0]=dcMem.GetPixel(j,i);
mat[0][1]=dcMem.GetPixel(j,i+1);
hr=0;hg=0;hb=0;
//Menyatakan ukuran filter vertikal
f0r(int v=0;v<2;v++){>
WarnaToRGB(mat[u][v],&r,&g,&b);
hr+=r*h[u][v];
hg+=g*h[u][v];
hb+=b*h[u][v];
}
resultr=hr;
resultg=hg;
resultb=hb;
if(resultr>255)resultr=255;
if(resultg>255)resultg=255;
if(resultb>255)resultb=255;
w=RGBToWarna(resultr,resultg,resultb);
dcMem.SetPixel(j,i,w);

void CTgs1View::OnTestEdgeprewitt()
{
// TODO: Add your command handler code here
CDC* pDC = GetDC();
CDC dcMem;
int i,j,r,g,b,u,v;
int resultr,resultg,resultb;
long int mat[3][3],temp[250][250];
int hy[3][3],hx[3][3],hrx,hgx,hbx,hry,hgy,hby;
dcMem.CreateCompatibleDC(pDC);
dcMem.SelectObject(&m_bmpBitmap);
// Proses Konvolusi
int nh=3; // Menyatakan ukuran filter
// Penentuan kernel filter hy
hy[0][0]=-1; hy[0][1]=0; hy[0][2]=1;
hy[1][0]=-1; hy[1][1]=0; hy[1][2]=1;
hy[2][0]=-1; hy[2][1]=0; hy[2][2]=1;
// Penentuan kernel filter hx
hx[0][0]=-1; hx[0][1]=-1; hx[0][2]=-1;
hx[1][0]=0; hx[1][1]=0; hx[1][2]=0;
hx[2][0]=1; hx[2][1]=1; hx[2][2]=1;
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++){>
mat[0][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i-1);
mat[0][1]=dcMem.GetPixel(j,i-1);
mat[0][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i-1);
mat[1][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i);
mat[1][1]=dcMem.GetPixel(j,i);
mat[1][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i);
mat[2][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i+1);
mat[2][1]=dcMem.GetPixel(j,i+1);
mat[2][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i+1);
hrx=0;hgx=0;hbx=0;
hry=0;hgy=0;hby=0;
f0r(u=0;u
f0r(v=0;v
WarnaToRGB(mat[u][v],&r,&g,&b);
hrx+= r*hx[u][v];
hgx+= g*hx[u][v];
hbx+= b*hx[u][v];
hry+= r*hy[u][v];
hgy+= g*hy[u][v];
hby+= b*hy[u][v];
}
resultr=abs(hrx)+abs(hry);
resultg=abs(hgx)+abs(hgy);
resultb=abs(hbx)+abs(hby);
if(resultr>255)resultr=255;
if(resultg>255)resultg=255;
if(resultb>255)resultb=255;
temp[j][i]=RGBToWarna(resultr,resultg,resultb);
}
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++)>
dcMem.SetPixel(j,i,temp[j][i]);
pDC->BitBlt(250,0,500,250,&dcMem,0,0,SRCCOPY);
}

void CTgs1View::OnTestEdgesobel ()
{
// TODO: Add your command handler code here
CDC* pDC = GetDC();
CDC dcMem;
int i,j,r,g,b,u,v;
int resultr,resultg,resultb;
long int mat[3][3],temp[150][150];
int hy[3][3],hx[3][3],hrx,hgx,hbx,hry,hgy,hby;
dcMem.CreateCompatibleDC(pDC);
dcMem.SelectObject(&m_bmpBitmap);
// Proses Konvolusi
int nh=3; // Menyatakan ukuran filter
// Penentuan kernel filter hy
hy[0][0]=-1; hy[0][1]=0; hy[0][2]=1;
hy[1][0]=-2; hy[1][1]=0; hy[1][2]=2;
hy[2][0]=-1; hy[2][1]=0; hy[2][2]=1;
// Penentuan kernel filter hx
hx[0][0]=-1; hx[0][1]=-2; hx[0][2]=-1;
hx[1][0]=0; hx[1][1]=0; hx[1][2]=0;
hx[2][0]=1; hx[2][1]=2; hx[2][2]=1;
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++){>
mat[0][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i-1);
mat[0][1]=dcMem.GetPixel(j,i-1);
mat[0][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i-1);
mat[1][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i);
mat[1][1]=dcMem.GetPixel(j,i);
mat[1][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i);
mat[2][0]=dcMem.GetPixel(j-1,i+1);
mat[2][1]=dcMem.GetPixel(j,i+1);
mat[2][2]=dcMem.GetPixel(j+1,i+1);
hrx=0;hgx=0;hbx=0;
hry=0;hgy=0;hby=0;
f0r(u=0;u
f0r(v=0;v
WarnaToRGB(mat[u][v],&r,&g,&b);
hrx+= r*hx[u][v];
hgx+= g*hx[u][v];
hbx+= b*hx[u][v];
hry+= r*hy[u][v];
hgy+= g*hy[u][v];
hby+= b*hy[u][v];
}
resultr=abs(hrx)+abs(hry);
resultg=abs(hgx)+abs(hgy);
resultb=abs(hbx)+abs(hby);
if(resultr>255)resultr=255;
if(resultg>255)resultg=255;
if(resultb>255)resultb=255;
temp[j][i]=RGBToWarna(resultr,resultg,resultb);
}
f0r(i=0;i<250;i++)>
f0r(j=0;j<250;j++)>
dcMem.SetPixel(j,i,temp[j][i]);
pDC->BitBlt(250,0,500,250,&dcMem,0,0,SRCCOPY);
}

Rabu, 11 Maret 2009

Pendahuluan I :Perkenalan MFC

Ini adalah bahasan praktikum yang pertama dari mata kuliah pengolahan citra digital atau yang sering disebut dengan image prosessing.Pada pratikum yang pertama ini membahas tentang pengenalan MFC.

Adapun tujuan dari praktkum ini yaitu agar mahasiswa dapat membuat program pengolahan citra digital menggunakan Visual C++ dengan MFC, dan juga agar mahasiswa dapat membuat dialog menggunakan Visual C++ dengan MFC.

Apa itu MFC ?

MFC sebenarnya adalah merupakan komponen yang terdapat pada IDE (Integarated Development Environment) dari Visual C++ 6 yang mana pada komponen ini atau area ini digunakan untuk membuat atau mengedit tamilan dialog box yang bukan form window

Pada perkuliahan semester sebelum - sebelumnya telah digunakan software Visual C++ yaitu pada mata kuliah pemrograman aka tetapi tidak semua komponen - komponen IDE yang ada didalamnya beum digunakan secara keseluruhan, dan saat ini salah satu komponen IDE terebut digunakan pada praktikum pengolahan citra digital. Adapun komponen- komponen IDE yang lainnya antara laian yaitu : Toolbox, Dialog Editor(MFC), Solution Explorer, Class View, Resource View, dan properties Window.

Karena MFC ini digunakan pada praktikum pengolahan citra maka sudah seharusnya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu pengolahan citra, pengolahan citra atau image prossesing adalah suatu pemrosesan gambar dari gambar asli menjadi gambar lain sesuai dengan keinginan kita.